Beranda | Artikel
Tafsir Surah Al-Fatihah
16 jam lalu

Tafsir Surah Al-Fatihah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Muqaddimah Tafsir. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Emha Hasan Nasrullah, M.A. pada Sabtu, 15 Jumadil Akhir 1447 H / 6 Desember 2025 M.

Kajian Islam Tentang Tafsir Surah Al-Fatihah

Keutamaan surah ini juga dijelaskan dalam sebuah hadits: “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Surah Al-Fatihah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini menunjukkan bahwa Al-Fatihah termasuk surah yang diturunkan sebelum hijrah.

Surah Al-Fatihah memiliki beberapa nama, sebagaimana disebutkan oleh sebagian ulama:

Surah Al-Fatihah

Disebut demikian karena Al-Fatihah berarti pembuka. Al-Qur’anul Karim dibuka dengan surah ini. Penyebutan nama “Al-Fatihah” secara langsung terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ubadah bin Samit Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

“Tidak sah salat seseorang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (pembuka Al-Qur’an).” (HR. Bukhari).

Ummul Qur’an

Umm berarti induk. Al-Fatihah disebut Ummul Qur’an (Induk Al-Qur’an) karena di dalamnya terkandung makna-makna yang bersifat global (mujmal) dari keseluruhan isi Al-Qur’an.

Di dalamnya termuat tentang tauhid (keesaan Allah), hari pembalasan, dan penjelasan mengenai dua jalan manusia: jalan yang lurus dan jalan yang menyimpang.

Surah Ruqyah

Salah satu keutamaan surah ini adalah dapat digunakan sebagai ruqyah (pengobatan dengan bacaan Al-Qur’an). Hal ini didasarkan pada kisah ketika salah seorang pemuka kaum tersengat binatang, lalu dirukiah oleh salah seorang sahabat dengan membaca surah ini.

Al-Hamd

Disebut Al-Hamd karena surah ini diawali dengan lafaz Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

“Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh alam.” (QS. Al-Fatihah [1]: 2).

Sab’ul Matsani

Disebut Sab’ul Matsani (Tujuh ayat yang diulang-ulang) karena ia terdiri dari tujuh ayat yang wajib dibaca berulang kali dalam setiap rakaat salat.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Ummul Qur’an, tujuh ayat yang diulang-ulang, dan Al-Qur’an yang agung.” (HR. Tirmidzi).

Kandungan Utama dan Petunjuk Surah Al-Fatihah

Surah Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang wajib dibaca saat shalat, bahkan menjadi rukun shalat. Jika seseorang tidak membacanya, salatnya tidak sah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits, “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihatul Kitab.” (HR. Bukhari).

Dalam beramal dan beribadah, setiap muslim harus mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Meskipun surah Al-Fatihah memiliki keistimewaan, pembacaannya harus dilakukan sesuai tuntunan syariat. Contohnya, surah ini dibacakan untuk ruqyah karena ada petunjuknya, dan wajib dibaca ketika shalat. Namun, jika digunakan untuk hal yang tidak ada dalilnya, seperti menutup sebuah acara atau doa, maka hal itu perlu dipertimbangkan, dan apa yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah mencukupi.

Secara umum, surah Al-Fatihah menjelaskan tentang:

  • Sifat-sifat Allah ‘Azza wa Jalla.
  • Yaumul Akhir (Hari Kiamat) atau hari pembalasan.
  • Ibadah dan Isti’anah (memohon pertolongan), yang menekankan keikhlasan dalam beribadah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
  • Siratul Mustaqim (Jalan yang Lurus) dan perintah untuk menjauhi jalan yang menyimpang. Yaitu jalan orang-orang yang memiliki ilmu tetapi tidak mengamalkannya (dimurkai), atau orang yang ingin beramal tetapi tidak dilandasi ilmu (tersesat).

Al-Isti’adzah (Memohon Perlindungan)

Sebelum memulai membaca Al-Qur’an, seorang muslim disyariatkan untuk membaca Al-Isti’adzah, yaitu memohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Perintah ini dijelaskan dalam firman Allah ‘Azza wa Jalla:

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Apabila engkau hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl [16]: 98).

Makna A’udzu billahi minasy syaythanir rajim adalah berlindung dan berpegangan teguh hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari setan yang terkutuk. Setan selalu berusaha mengganggu manusia dengan bisikan-bisikan buruk. Al-Qur’anul Karim adalah sumber petunjuk, sedangkan setan adalah sumber kesesatan. Oleh karena itu, ketika seorang muslim hendak membaca sumber petunjuk, setan pasti akan berusaha mengganggu, sehingga dibutuhkan permohonan perlindungan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Basmalah

Selanjutnya adalah Basmalah, yaitu ucapan Bismillahir rahmanir rahim (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).

Terdapat perbedaan pendapat (khilaf) di kalangan ulama mengenai status basmalah ini:

  • Pendapat Pertama: Basmalah adalah bagian dari Surah Al-Fatihah dan wajib dibaca ketika membaca Surah Al-Fatihah dalam shalat.
  • Pendapat Kedua: Basmalah bukan merupakan bagian dari Surah Al-Fatihah, tetapi memang basmalah sendiri merupakan ayat di dalam Al-Qur’anul Karim.

Cara membacanya pun berbeda: ada yang berpendapat dibaca jahr (dikeraskan), dan ada yang berpendapat dibaca lirih.

Surah Al-Fatihah diawali dengan basmalah, dan seluruh Al-Qur’anul Karim diawali dengan Surah Al-Fatihah. Selain itu, hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menunjukkan bahwa beliau memulai setiap penulisan surat kepada raja atau pihak lain dengan basmalah. Para ulama juga mengawali penulisan buku dengan basmalah.

Dalam ranah fikih banyak sekali khilaf, setiap muslim dapat mengamalkan apa yang diyakini paling kuat (rajih) tanpa perlu bersikap fanatik (ta’assub) atau menjelekkan pendapat lain. Setiap orang harus mengamalkan sesuatu yang diyakini kebenarannya.

Tafsir Ayat Kedua Surah Al-Fatihah

Ayat selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al-Fatihah [1]: 2).

Makna Al-Hamd

Kata Al-Hamd (pujian) yang diawali dengan Alif Lam (al-hamdu) bermakna pujian yang dipenuhi dengan rasa cinta dan bentuk pengagungan dari seorang hamba kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Alif Lam di sini disebut lil istighraq, artinya mencakup seluruh pujian.

Pujian yang tidak disertai rasa cinta dan pengagungan, seperti pujian penyair kepada raja karena mengharapkan harta, disebut Madhun (مَدْحٌ). Hamd (Al-Hamd) adalah kekhususan hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lam pada kata Lillah maksudnya adalah lil istihqaq, yaitu menunjukkan bahwa segala pujian merupakan kekhususan dan hak yang berhak dimiliki hanya untuk Allah.

Makna Ar-Rabb

Rabb yang diterjemahkan sebagai Tuhan, menurut sebagian ulama, adalah Dzat yang memiliki tiga sifat secara sempurna:

  • Al-Khalq: Yang menciptakan.
  • Al-Mulk: Yang merajai atau menguasai.
  • At-Tadbir: Yang menjaga, merawat, dan melestarikan.

Ketika disandingkan dengan alam, “Rabbul ‘Alamin” berarti Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Dzat yang menciptakan, menguasai, dan merawat segala sesuatu selain Allah (alam semesta, termasuk langit dan bumi beserta isinya).

Pengakuan Firaun sebagai Rabb yang paling tinggi, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi.” adalah pengakuan yang tidak pantas karena:

  • Firaun tidak menciptakan apa pun, bahkan dirinya sendiri diciptakan.
  • Kekuasaan Firaun sangat terbatas (hanya sekitar Mesir) dan tidak penuh.
  • Firaun tidak mampu menjaga dan merawat alam semesta, terbukti tidak dapat menyelesaikan masalah yang menimpanya (seperti belalang, kutu, dan air yang berubah menjadi darah).

Firaun dan makhluk lain yang tidak memiliki tiga sifat tersebut tidak berhak disembah. Hakikat kemerdekaan seseorang adalah ketika ia benar-benar menghamba kepada Sang Khaliq. Menyembah sesama makhluk berarti seseorang masih berada dalam kondisi terjajah.

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..

Download MP3 Kajian

Mari turut membagikan link download kajian “Ikhtilaf dan Ijma’ dalam Tafsir” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.

Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com

Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :

Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55871-tafsir-surah-al-fatihah/